Saya cukup semangat menulis tentang pengalaman kami sekeluarga travelling ke Eropa. Kenapa? karena kami sudah cukup lama menantikan ini. Rencana liburan ke Benua Eropa tepatnya ke 2 negara yaitu Belanda dan Swiss tertunda selama 2 tahun dikarenakan pandemi COVID-19, ketika masuk tahun 2022 dan keadaan kelihatan cukup kondusif maka kami kembali merencanakan untuk berangkat. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk berangkat ke Eropa dapat kalian baca pada artikel Tips Persiapan Travelling ke Eropa.
Selanjutnya itinerary merupakan salah satu hal penting yang harus disiapkan jika ingin travelling mandiri tanpa tour guide. Oke sudah siap? saya akan membagikan itinerary santai dan tidak ambisius kami ke Belanda dan tips-tips lainnya. Saya mulai yaa.
Hari 1: Tiba di Belanda
Penerbangan yang kami gunakan dari Jakarta ke Amsterdam adalah Maskapai Emirates, kenapa Emirates, kebetulan karena harga yang paling murah saat saya mencari tiket pesawat adalah Emirates. Tentunya tidak murah juga karena kami bepergian di musim panas yang bertepatan dengan anak-anak libur kenaikan kelas di Indonesia dan liburan musim panas di Eropa, sehingga harga tiket pesawat melambung. Jika ingin menghemat hindari tanggal-tanggal peak season seperti ini ya.
Kami berangkat dari Cengkareng jam 6 sore, transit di Bandara Dubai selama 9 jam lalu tiba di Bandara Schiphol jam 1 siang. Lumayan lama ya transitnya, tapi tenang di Bandara Dubai ada kursi-kursi yang di design untuk tidur seperti ini. Jika ingin tidur di Hotel di dalam bandara pun ada.
Transportasi dari Bandara Schiphol ke Kota Amsterdam dapat ditempuh dengan kereta, bus maupun taxi, karena membawa koper-koper besar dan jalan bersama anak-anak yang sudah capek diperjalanan maka kami memilih untuk menggunakan taxi saja, jadi kami sudah booking taxi melalui sebuah aplikasi, dan menunggu di meeting point.
Setelah menunggu beberapa lama, tidak ada supir taxi yang menjemput kami dengan membawa tulisan nama saya dan nomor telpon, perusahaan taxi yang ada di Aplikasi juga susah dihubungi. Panik ga panik ga? paniklah masa engga, haha. Akhirnya kami keluar bandara dan naik taxi yang sudah mangkal di depan bandara, yah yang mana sajalah yang penting ada argonya.
Untuk taxi yang sudah kami booking dari aplikasi dan tidak datang, kami hubungi Costumer Carenya beberapa hari kemudian dan mendapatkan pengembalian. Katanya kejadian seperti ini jarang terjadi karena biasanya supir taxi sudah menunggu duluan di meeting point dan bukan costumer yang menunggu. Next kami coba lagi booking taxi dari aplikasi tersebut dan ternyata benar tidak ada masalah.
Keluar bandara ada banyak taxi-taxi berjejer, kebetulan taxi yang paling depan lumayan keren ya, seperti mobil sport gitu, karena sudah terlanjur tanya-tanya ke taksi yang paling depan, dan ada argonya jadi kami naik taxi itu saja. Ketika sampai ditujuan, biaya taxinya ternyata mahal, haha. Biaya taxi dari Bandara ke Apartemen kami di Jalan Prins Hendrikkade (sekitar 25 menit dari Bandara) adalah 65 euro, hampir Rp1 juta, wow. Kalau taxi yang dari aplikasi 42 poundsterling yah selisih Rp300 ribuan ya. Yah gapapalah sekali-kali merasakan taxi keren, hehe.
Untuk transportasi, kami menggunakan Amsterdam & Region Travel Ticket yang kami beli online dari Indonesia berupa voucher yang dikirimkan ke email dan ditukarkan di vending machine tertentu di Bandara Schiphol maupun di Stasiun Amsterdam Central.
Karena kami tidak menemukan vending machine dimaksud di bandara jadi setelah taruh barang di apartemen, kami ke Amsterdam Central untuk mencari vending machine tersebut. Letaknya di dekat I amsterdam store, jadi bukan di jejeran vending machine biasa, kalau bingung tanya saja ke petugas-petugas yang ada. Oya kalau tidak mau mencari-cari vending machine seperti saya, mungkin tidak usah beli online dan langsung saja beli travel pass yang diinginkan di petugas loket kereta, tapi saya tidak bisa memberikan tips ya soalnya saya belinya online.
Hari 2: Zaanse Schans
Toko-toko dan Museum Spot Foto didepan Wooden Shoe Workshop Klompen beberapa Kincir Angin Museum Keju
Zaanse Schans terkenal karena koleksi kincir angin dan rumah kayunya yang dipindahkan ke sini dari wilayah yang lebih luas di utara Amsterdam yang bernama Zaanstreek untuk pelestarian. Pemindahan itu dilakukan dari tahun 1961 hingga 1974 dan kemudian berkembang menjadi tujuan wisata internasional dengan beberapa juta pengunjung setiap tahun.
Zaanse Schans bisa ditempuh dengan bus nomor 391 selama 30 menit dari Amsterdam, tepatnya di Zaandam, North Holland. Untuk lebih lengkapnya saya sudah menulis di artikel Wisata Zaanse Schans silahkan diklik.
Hari 3: Volendam
Volendam adalah salah satu destinasi wajib tour-tour Indonesia ke Belanda, pernah lihat foto-foto teman atau kenalan kalian saat travelling ke Belanda memakai baju tradisional belanda? nah itu fotonya di Studio foto yang ada di Volendam. Jadi Volendam menjadi salah satu yang masuk dalam itinerary kami juga.
Volendam merupakan desa nelayan yang ada di Provinsi Noord Holland. Perjalanan ke Volendam bisa ditempuh dengan Bus Nomor 316 tujuan Volendam Edam selama 30 menit dari Amsterdam. Naiknya dari bus stop yang ada tulisan bus arah Volendam Edam ya.
Informasi kedatangan bus di Bus Stop Bus Stop
Waktu kami ke Volendam kami berangkat dari Apartemen jam 8 pagi, itu menurut kami tidak kepagian karena kami masih jetlag jadi kami sudah bangun dari jam 3 dini hari. Nah ketika naik bus supir busnya tanya ke kami sepagi ini mau ngapain ke Volendam, toko-toko dan restoran disana buka jam 10 pagi. Karena sudah terlanjur jadi kami lanjutkan saja.
Bangunan-bangunan di Volendam Kapal-kapal di Volendam
Dan benar, sampai Volendam masih sepi, beberapa restoran hotel sudah pada buka tetapi hanya melayani tamu hotel dan kami hanya bisa mulai pesan jam 10 pagi. Akhirnya kami manfaatkan waktu untuk foto-foto dan memberi makan burung camar di pinggir pantai.
Setelah dijalani ternyata seru juga kok, datang kepagian ke Volendam itu tidak salah, kalian bisa foto-foto sepuasnya tanpa ada kebocoran foto dari pengunjung lain dan kegiatan memberi makan burung camar itu ternyata seru juga. Burung Camar bisa menangkap roti yang kalian lempar sambil terbang, seperti merasakan Animal Live Show kan, haha. Jadi jangan lupa bawa roti yaa.
Untuk foto-foto dengan baju tradisional Belanda saya tidak bisa cerita apa-apa ya karena tidak ikutan foto-foto, anak-anak saya tidak terlalu suka kegiatan itu. Tapi intinya di Volendam ada beberapa studio foto yang bisa kalian datangi.
Rekap yang bisa dilakukan di Volendam:
- Ngopi cantik di restoran-restoran yang menghadap ke pantai.
- Duduk-duduk dipinggir pantai sambil melihat kapal-kapal dan memberi makan burung camar.
- Foto-foto dengan bangunan-bangunan yang unik.
- Makan Ikan Haring/Herring (ikan dari Samudera Atlantik Timur).
- Foto baju tradisional belanda di Studio Foto.
- Masuk ke museum-museum.
- Sewa motor dan keliling-keliling volendam.
Ngopi di Restoran pinggir pantai Penyewaan motor
Oya jika kalian mengunjungi Volendam dari pagi kemungkinan siang sudah cukup puas berasa disana, kalian bisa lanjut ke Edam atau kembali ke Amsterdam dan explore Amsterdam atau bisa juga seperti kami yang lanjut pergi ke Stadion Bola Ajax Amsterdam.
Hari 4: NEMO Science Museum
Museum yang menurut saya seru dan tidak bikin bosan untuk anak-anak dan orang tuanya juga tentunya adalah Museum Sains. Ada yang sudah pernah ke Museum IPTEK di Taman Mini Indonesia Indah? yah seperti itulah kira-kira tapi NEMO Science Museum sangat besar dan banyak sekali alat peraganya. Untuk mengitari tempat ini sampai lantai paling atas yaitu lantai 5 butuh waktu sekitar 3 jam.
NEMO Science Museum terdiri dari 5 lantai, setiap lantai ada tema-tema tersendiri sebagai berikut:
- Lantai 1: Registrasi, tempat locker untuk penitipan tas, toko souvenir
- Lantai 2: Fenomena, ada bermcam-macam fenomena seperti fenomena listrik, gelembung sabun, dll
- Lantai 3: technium, bermacam alat peraga teknik ada disini.
- Lantai 4: Elementa tentang tata surya
- Lantai 5: humania tentang tubuh manusia
di Lantai 4 juga ada Laboratorium, jadi anak-anak disuruh memakai baju lab lalu diberikan kertas instruksi percobaan, lalu diberikan alat dan bahan percobaan, setelah melakukan percobaan hasilnya dicatat di kertas hasil percobaan lalu setelah diselesai hasil diberikan ke petugas lab untuk dikoreksi, seruu.
Laboratorium doing expreriment
Harga tiket masuk 17,5 euro untuk anak diatas 4 tahun dan dewasa, untuk anak dibawah 4 tahun masih gratis. Tiket harus dibeli online jadi masuk museum tinggal scan, waktu itu saya beli melalui Aplikasi Tiqets yang saya install dari playstore.
Kami memilih untuk mengunjungi NEMO Science Museum karena selain seru untuk anak-anak dan juga lokasinya yang dekat dengan Apartemen tempat kami menginap yaitu di Jalan Prins Hendrikadde. Setelah puas bermain ke museum waktu yang tersisa sampai malam masih banyak ya, jadi kami gunakan untuk berjalan kaki ke spot-spot dekat Apartemen tempat kami menginap seperti melihat Canals of Amsterdam, Dam Square, Amsterdam Central Station, kulineran, berbelanja di Primark dll.
Dam Square Amsterdam Canals Madame Tussaud Canal Cruise Bangunan-bangunan di Amsterdam
Hari 5: Menuju Swiss
Hari kelima di Amsterdam adalah hari terakhir kami di Belanda dan bersiap ke Negara berikutnya yaitu Switzerland. Untuk menuju Swiss dari Amsterdam kalian bisa menggunakan Kereta dari Stasiun Amsterdam Centraal menuju Zurich Swiss dengan lama perjalanan sekitar 9 jam, biaya ke Zurich naik kereta sekitar 40 – 140 euro. Nah yang mau hemat ataupun jika ingin singgah dulu di Jerman cocok menggunakan moda transportasi ini, selain hemat di biaya kereta juga bisa menghemat biaya penginapan jika perjalanan dilakukan di malam hari.
Kondisi Bandara Schiphol di Liburan Musim Panas, ramai di dalam Pesawat Swiss Air
Jika ingin waktu perjalanan yang lebih singkat maka pilih naik pesawat saja ya, waktu tempuhnya 2,5 jam dan biaya diatas 200 euro. Kami memilih menggunakan pesawat dengan pertimbangan waktu tempuh dan agar anak-anak tidak kecapaian dijalan.
Sekian itinerary 5 hari 4 malam di Belanda, selanjutnya saya akan share pengalaman kami di Swiss, terima kasih sudah membaca, see you again next journey.