Motivasi awal ke Dataran Tinggi Dieng adalah berita di detik.com yang katanya suhu di Dieng sedang drop, sampai minus di pagi hari sehingga embun berubah menjadi es, sempat ragu juga menginap di dieng di suhu minus, kalau di luar negeri kan musim dingin pun ada pemanas ruangan, di Dieng mana ada, tahan saja itu udara dingin, Untungnya suhu hanya sampai 10 derajat, itu pun susah tidur karena tempat tidur super dingin.
Karena keterbatasan waktu maka saya hanya punya waktu 3 hari. Hari pertama untuk perjalanan ke Dieng (Jakarta – Purwokerto naik kereta kemudian sewa mobil ke Dieng), Hari kedua di Dieng dan Hari ketiga perjalanan pulang. Artinya saya hanya punya waktu 1 hari di Dieng, untuk memaksimalkan explore Dieng dalam 1 hari maka di Hari Pertama malamnya sudah harus menginap di Dieng, banyak Guest House yang disewakan di Dieng, jika sudah menginap di Dieng besok paginya tinggal ke tempat wisata yang jaraknya saling berdekatan. Nah apa yang bisa didapatkan jika hanya sehari di Dieng, berikut itinerary yang saya buat:
04.45 : berangkat menuju Bukit Sikunir
05.00 – 06.30 : Bukit Sikunir
06.30 – 08.30 : Candi Arjuna
08.30 – 10.30 : Kawah Sikidang
10.30 : kembali ke guest house mandi dan siap-siap check out
12.00 : sholat (waktu saya kesana bertepatan hari jumat)
13.00 : check out bawa koper ke mobil
13.30 – 15.00 : Telaga Warna
15.00 – 16.30 : Batu Pandang Ratapan Angin
16.30 : ke Purwokerto
Bukit Sikunir
Matahari Terbit di Bukit Sikunir
Tantangan wisata melihat Matahari terbit di bukit adalah harus bangun pagi dan mendaki bukit di pagi buta. Kalau sudah menginap di Dieng maka jarak dari penginapan ke Bukit Sikunir tidak akan terlalu jauh, kurang lebih 10 menit dari penginapan. Tapi tetap lebih baik berangkat sebelum subuh agar leluasa mendapat tempat parkir, Sholat Subuh bisa dilakukan di Mushola yang ada di Bukit Sikunir.
Pendakian Bukit Sikunir tidak terlalu jauh, sekitar 30 menit jalan mendaki dan jalurnya sudah dibuat tangga-tangga untuk memudahkan perjalanan, anak saya yang berumur 4 tahun saja kuat. Sampai diatas pemandangan yang dilihat indah sekali, matahari terbit dan pemandangan Gunung Prau. Harga tiket Rp10.000 per orang.
Candi Arjuna
Spot melihat embun yang menjadi es adalah di Candi Arjuna, karena suhu tadi malam tidak begitu drop (9 derajat) dan agak kesiangan dari Bukit Sikunir jadi tidak dapat lihat es nya. Candi Arjuna merupakan candi peninggalan Agama Hindu yang diperkirakan merupakan Candi Hindu pertama di Pulau Jawa yang dibangun sekitar Abad ke 7 pada masa Pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno. Untuk masuk Candi Arjuna biayanya Rp15.000 sudah termasuk biaya masuk Kawah Sikidang.
Kawah Sikidang
Kawah Sikidang adalah Kawah Vulkanik yang masih aktif dan mengandung sulfur atau belerang, maka tidak heran turun dari mobil di parkiran saja bau belerang sudah menusuk hidung, kalau tidak tahan dengan baunya siap-siap bawa masker ya.
Apa yang bisa dilakukan di Kawah Sikidang? yang pertama bisa berfoto-foto cantik karena banyak spot-spot foto yang sengaja dibuat, jika ingin berfoto di spot-spot tersebut ada tarifnya ya, kalau tidak salah Rp5.000 untuk satu spot, kemudian ada flying fox, ATV, dan tentunya melihat kawah, ada yang kecil dan yang besar. Untuk kawah yang besar seperti melihat air panas mendidih meletup-letup, suhunya sekitar 80-90 derajat celcius, jika ingin memakan telur rebus juga ada, telurnya dimasukkan ke plastik kemudian diikat ke tongkat dan dimasukkan ke salah satu kawah yang kecil, harganya Rp5.000, rasanya sama seperti telur rebus biasa 🙂
Dari itinerary yang sudah direncanakan teryata yang terealisasi hanya 3 tempat wisata itu saja, karena ada miskomunikasi dengan supir, ketika makan siang kami minta makanan khas dieng dan driver bilang Mie Ongklok, ternyata di Dieng tidak ada rumah makan yang jual Mie Ongklok, jadi kami dibawa ke Wonosobo untuk makan Mie Ongklok, kemudian Supirnya malas untuk kembali membawa kami ke Dieng, akhirnya perjalanan jadi lanjut ke Purwokerto. Yah sudah kapan-kapan diagendakan ke Dieng lagi 🙂
